Jumat, 06 Januari 2012

Usiaisme (Ageism)

Adalah suatu proses pen-stereotipe-an secara sistematis dan diskriminatif terhadap seseorang karena dia berusia lanjut (Butler, 1975). Penelitian mengenai ageisme di media menunjukkan bahwa adanya bias laki-laki dalam penggambaran tentang orangtua; dimana perempuan tua kurang diperhatikan dibandingkan dengan laki-laki tua dan adanya diskriminasi dalam komedi terhadap perempuan tua dibandingkan dengan laki-laki tua (Adam dan Laurikietis, 1980).
Citra mengenai ageisme memicu sikap-sikap subordinasi yang mengkristal dan mempertahankan praktik-praktik ketidaksetaraan yang pada dasarnya dialami oleh perempuan tua (Itzin, 1986). (Sumber: Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme, 2002)

Iklan (Advertising)

Penguatan rekonstruksi peran domestik perempuan
Periklanan adalah proses dan industri dalam upaya menjual suatu produk ke masyarakat dengan cara mengkonstruksi citra dan idelogi pada produk konsumtif tersebut. 




Iklan umumnya didisain sarat dengan pencitraan yang umumnya dalam disain produknya diasosiasikan dengan perasaan senang yang berasal dari fantasi-fantasi atau ketakutan-ketakutan tertentu.  

Iklan juga dapat didefinisikan sebagai suatu komunikasi media massa yang dibayar yang juga merupakan cara untuk mengatur dan mengontrol pasar konsumen  setidaknya untuk harganya. Karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa peran para pembuat iklan sangat besar dalam memanipulasi fantasi dan ketakutan serta memanfaatkan identitas gender laki-laki dan perempuan untuk menjual produk mereka (Craig, 1997).
 

Periklanan mendapat kritikan terutama dalam teori-teori Feminis yang menilai periklanan di Barat sangat bersifat seksis, homopobis, ageis, dan rasis. Berikut ini beberapa kritikan dari beberapa aliran feminis berkaitan dengan periklanan.
  1. Feminisme Marxis dan Sosialis mengkritik bahwa iklan telah memanipulasi serta membentuk citra perempuan pasca perang di Amerika Serikat lebih sebagai konsumen

Aborsi

Adalah tindakan mengakhiri suatu kehamilan. Di kalangan feminis, ada banyak teori mengenai tindakan ini namun mereka memiliki suatu kesamaan pandangan bahwa seseorang perempuan mempunyai hak yang mendasar dan tidak bisa dielakkan untuk membatasi reproduksinya.
Bagi para feminis, aborsi merupakan persoalan sentral dalam teori feminis dan politik, dengan alasannya sebagai berikut. Pertama, aborsi dilihat sebagai manifestasi paling nyata dari sistem pemeliharaan kesehatan yang ‘anti perempuan’ yang membatasi akses perempuan terhadap aborsi dan hak legal untuk melakukan aborsi.

Alat Analisis Moser

Alat Analisis Moser

Latar Belakang dan Konsep dasar:
  • Dikembangkan oleh Caroline Moser pada tahun 1980an dari Development Planning Unit, University of London.
  • Pembangunan tidak adil dari perspektif gender, kelas dan kelompok etnis.
  • Perempuan dari kelompok pekerja miskin (umumnya berasal dari kelompok etnis tertentu) memikul 3 peran (manajemen produksi, reproduksi dan masyarakat).
  • Menyodorkan konsep kebutuhan praktis dan strategis.
  • Bertujuan untuk meningkatkan akses dan kontrol untuk sumberdaya material (tangible) melalui organisasi masyarakat.
  • Menitikberatkan pemberdayaan perempuan sebagai suatu proses pengorganisasian perempuan dan yang secara ketat membutuhkan konsep yang lebih tegas antara gender, kuasa dan negara.
  • Rumah tangga dan masyarakat sebagai ruang lingkup institusional