Kamis, 22 Desember 2011

Poligami


Poligami adalah salah satu tema pembahasan pokok dalam Kongres Perempuan I tanggal 22-26 Desember 1928 yang kemudian tanggal 22 Desember ditetapkan Soekarno sebagai hari Ibu tahun 1939. Dibawah ini Kutipan dari Soepinah Isti Kasiati dari majalah El Fadjar terbitan Perhimpunan Muslim Muda (Vrede-de Stuers, 2008, p. 159):

Jika saya harus menjawab pertanyaan apakah poligami menjamin sebuah perkawinan yang bahagia, saya harus menjawab tanpa takut ditentang: Tidak! Islam sendiri menawarkan poligami hanya sebagai ragam perkawinan yang diizinkan (tetapi tidak diwajibkan)..Karena itu saya yakin bahwa saya tidak menentang semangat Islam ketika saya mengekspresikan pendapat saya bahwa seseorang harus dengan segala cara menentang poligami seperti dilakukan di Negara kita hari iniTidak ada pertanyaan mengenai keadaan-keadaan yang meringankan..poligami tidak lain menjadi prostitusi terselubung. Cara terbaik untuk membenarkan poligami ada pada pendalaman studi Islam itu sendiri.
 
Perjuangan kaum perempuan pada masa pre dan post kemerdekaan tidak hanya berhadapan dengan kolonialisme dan nation building tetapi juga dengan adat istiadat dan keyakinan religiusnya, bahkan mereka sendiri harus berhadapan dengan sang kepala negara yang menjadi "role model" poligami di Indonesia. Tulisan Rocky Gerung ini menarik disimak tentang sikap Ibu Inggit terhadap pologami Soekarno.
http://jurnalperempuan.com/2011/12/perempuan-politik-dan-sejarah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar