Jumat, 06 Januari 2012

Aborsi

Adalah tindakan mengakhiri suatu kehamilan. Di kalangan feminis, ada banyak teori mengenai tindakan ini namun mereka memiliki suatu kesamaan pandangan bahwa seseorang perempuan mempunyai hak yang mendasar dan tidak bisa dielakkan untuk membatasi reproduksinya.
Bagi para feminis, aborsi merupakan persoalan sentral dalam teori feminis dan politik, dengan alasannya sebagai berikut. Pertama, aborsi dilihat sebagai manifestasi paling nyata dari sistem pemeliharaan kesehatan yang ‘anti perempuan’ yang membatasi akses perempuan terhadap aborsi dan hak legal untuk melakukan aborsi.
Kedua, kontrol terhadap aborsi merupakan bagian dari ideologi seksualitas dalam patriarkhi kapitalis yang sangat menentukan makna keluarga, negara dan “keperempuanan”.
Ketiga, tema tentang aborsi merupakan bagian dari pertarungan politik atas kebebasan perempuan karena pembatasan hak-hak aborsi merupakan sasaran utama kampanye anti feminis sayap kanan di Amerika dan Inggris.
Keempat, para feminis berpandangan bahwa argumentasi yang anti feminis dan argumentasi feminis tentang aborsi bersifat sangat Eurosentris. Sebagai contoh, di dalam kitab suci Brahmin, aborsi dimungkinkan sampai usia kandungan lima bulan. Ketika ‘kehidupan’ ditetapkan.
Menurut Katryn Parsons, konsep aborsi secara terselubung mempertahankan hirarki kekuasaan patriarkis karena konsep ini bermuara dari penalaran yang didasarkan pada ‘hak’ versus penalaran ‘kebutuhan’ oleh para feminis dan klinik perempuan (Parsons 1977). (Sumber: Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme, 2002)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar