Rabu, 11 April 2012

Statistik

Metode dalam pengumpulan data, presentasi, kesimpulan dan analisis data secara bersama untuk menarik suatu kesimpulan yang valid. Data merupakan bahan baku dari ekonomi empiris. Namun demikian, karena kurangnya data sehingga mengijinkan dilakukan pemilahan penelitian berdasarkan karakteristik-karakteristik atau kondisi-kondisi perempuan dan laki-laki, atau untuk analisis kategori gender dalam ekonomi. Sebagai contoh, dalam sensus nasional  dan laporan-laporan survey tidak tersedia  data  terpilah gender; sehingga tidak memungkinkan untuk memonitor perubahan dalam akses atas sumberdaya sepanjang waktu. Kategori-kategori tertentu mencerminkan asumsi-asumsi berkaitan dengan peran ekonomis, contohnya, penggunaan istilah ‘kepala keluarga’ seringkali menghilangkan rumah tangga yang tidak dilaporkan di mana perempuan berperan sebagai pencari nafkah utama. Tidak dimasukkan dalam laporan tentang pekerja yang tidak dibayar mempengaruhi pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
Kemajuan metode-metode statistik menunjukkan bahwa isu gender telah menjadi komitmen dari agen-agen statistic nasional semenjak UN Decade for Women bekerja sejak tahun 1975. Semenjak saat itu kemajuan sudah mulai nampak. Cakupan kemajuan yang signifikan misalnya seperti laporan tentang akses perempuan pada pendidikan, dan perkembangan teknik identifikasi dan pengukuran pekerjaan informal  dan yang tidak dibayar. (Beneria 1992) Diane Elson  mengklaim bahwa meningkatnya rate partisipasi perempuan laporan tenaga kerja  di dunia merupakan bagian dari artefak statistik. Proporsi yang semakin meningkat berkaitan dengan kemajuan dalam penghitungan aktivitas ekonomi perempuan-yang mencerminkan adanya perubahan dalam persepsi tentang apa yang terhitung sebagai kerja baik dalam persepsi orang statistik dan enumerator, dan mungkin juga, persepsi dari responden survey. (Elson 1999, h. 614).  Dia melaporkan adanya definisi baru tentang kerja yang diperkenalkan dalam survey tenaga kerja di Pakistan tahun 1991-92, misalnya, yang mengangkat rate partisipasi perempuan desa dari 13.9 persen (jika definisi lama masih dipakai) menjadi 45.9 persen (untuk definisi baru), dengan memasukkan kegiatan proses paska panen, pemeliharaan ternak, pekerjaan konstruksi, pengumpulan kayu api dan pengambilan air, membuat pakaian, menenun dan pekerjaan rumah tangga dimana dilakukan pembayaran (Ibid). ini menekankan pentingnya peningkatan komitmen formal untuk pengumpulan data yang terpilah gender dengan menambahkan penyilidikan praktis dan pertukaran antar negara berkaitan dengan definisi data dan persoalan pengumpulan data, analisis dan penggunaannya. 

Statistik gender dibutuhkan dalam penelitian dan pembuatan kebijakan yang didasarkan pada bukti data. Kebijakan sosial dan ekonomi sangat dipengaruhi oleh aspek gender. Ketersediaan bukti data untuk mendukung analisis gender merunjadi hal yang penting untuk penyelidikan karena tanpa pemahaman atas perbedaan gender dalam hal pelaksanaan dan dampak dari kebijakan terhadap kelompok-kelompok dalam masyarakat seperti perempuan dan laki-laki, implikasi sepenuhnya dari kebijakan bisa tidak akan dipahami dan tujuannya tidak akan bisa dicapai. 


Pada tingkat internasional, sejumlah resolusi PBB mengamanatkan pengembangan kebijakan untuk kemajuan perempuan dan kesetaraan gender, demikian halnya juga untuk statistik diwajibkan bagi perumusan kebijakan-kebijakan tersebut. Resolusi tersebut yakni United Nations Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (1979), the Platform for Action of the Fourth World Conference on Women (Beijing, 1995), Millennium Declaration (UN, 2000), yang diadaopsi oleh semua anggota PBB pada tahun 2000.  

Delapan Tujuan Millennium Development Goals (MDGs) menjadi kerangka  untuk mengukur kemajuan dalam pemenuhan komitmen terhadap MDG. Tujuan 3 secara jelas menyerukan kesetaraan gender dann pemberdayaan perempuan, yang dihubungkan dengan indikator ypendidikan, pekerjaan dan pengambilan keputusan. Meski demikian, menjamin kesetaraan gender penting untuk mencapai semua tujuan MDGs yang lain dan negara-negara diminta untuk menyediakan data terpilah yangmana mungkin bisa terpakai ketika melaporkan kemajuan.


 


Sumber:  
Alexander, P. with Baden, S, Glossary on Macroeconomics from a Gender Perspective, Bridge, February 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar