Senin, 16 Agustus 2010

Book: Sifon Pedang Bermata Dua Bagi Perempuan

Author: Ferderika Tadu Hungu
Editors: M. Syahbudin Latief, Wenty Marina Minza
Publisher: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada
Year: 2005
ISBN: 9793639113
Pages: 106
Abstract

Indonesia
Sunat pada laki-laki dewasa merupakan sebuah kebiasaan di Suku Atoni yang mendiami Pulau Timor. Sunat ini diikuti dengan sifon, yakni tradisi berhubungan seksual yang dilakukan paling kurang dalam tiga tahap dengan tiga perempuan yang berbeda. Dilatarbelakangi oleh tradisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan persepsi perempuan tentang praktik sifon, pengalaman seksual istri terhadap suami yang belum disifon, dampak yang dirasakan oleh istri dari praktik sifon, serta cara perempuan melindungi diri dari dampak sifon.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan FGD dan wawancara mendalam di desa Bijeli dan Desa Netpala, Pulau Timor. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) persepsi kaum perempuan tentang sifon berfungsi sebagai sarana pengukuhan sosial atas identitas kejantanan laki-laki dan sebagai cara untuk menghindari ketidakharmonisan dalam keluarga, (2) identitas diri perempuan Atoni ditentukan oleh pembentukan identitas laki-laki mereka, (3) pembentukan identitas seksual dipengaruhi oleh norma maskulinitas yang sangat kuat dengan kepercayaan bahwa kesenangan dan kehebatan seksual akan dirasakan sebagai dampak sifon. Hal ini akan mendorong laki-laki untuk menjalin hubungan dengan banyak pasangan, sementara control perilaku seksual terhadap perempuan cukup tinggi, dan (4) sebagian besar pengetahuan perempuan tentang PMS atau HIV/AIDS masih rendah, dengan adanya kepercayaan bahwa penyebab PMS tidak ada hubungannya dengan aktifitas seksual. Rekomendasi yang diberikan penulis, antara lain, adalah (1) perlunya pembentukan identitas seksual laki-laki yang tidak bergantung pada sifon, (2) rekonstruksi nilai-nilai/norma/praktik gender dan kesehatan yang mendorong perempuan tidak tabu mengkomunikasikan masalah kesehatannya, (3) perlunya sosialisasi kesehatan reproduksi kepada perempuan Atoni. 

English 
Circumcision for adult men is a tradition carried out among the Atoni tribe in Timor Island. After circumcision, these men undergo a process of sifon, where a man is supposed to engage in sexual relationships with at least three women. Based on that background, this research aims at understanding the perception of Atoni women about sifon, experiences of married women whose husband has never carried out sifon and those whose husband has, the impact of sifon towards those wives, and strategies carried out by these wives and other women to protect themselves from impact of sifon. The method use in this research is a qualitative method through FGDs and in-depth interviews in Bijeli village and Netpala village, Timor Island. The results of the research show (1) the perception of women about sifon functions as a social tool to form a man’s masculinity and is used as a way to avoid disharmony in family, (2) an Atoni woman’s identity is dependent upon the identity of the Atoni men, (3) sexual identity in this tribe is highly influenced by the belief that sexual pleasure and sexual prowess is dependent upon carrying out sifon or not. This has encouraged men to be involved in multi-partners sexual relationships, while maintaining sexual control for women, and (4) most women do not have sufficient knowledge about STDs, where there is a belief that STDs is not related to sexual activities. The recommendations from this research among others are (1) there is a need to release the dependency of male sexual identity upon sifon, (2) reconstruction of existing gender and helath values ​​that make women not taboo to communicate their health problemsand (3) socialization on reproductive health for Atoni women is a must.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar